Jambioke.com- Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia. Bukan hanya mengganggu pertumbuhan fisik, anak-anak juga mengalami gangguan perkembangan otak yang akan memengaruhi kemampuan dan prestasinya di masa depan.
Ketua DPRD Kabupaten Batanghari Anita Yasmin, memaparkan bahwa Kasus stunting lebih berbahaya, karena anak-anak balita hingga usia 2 tahun yang mengalami perlambatan pertumbuhan sehingga lebih parah dibanding gizi buruk. Padahal generasi muda adalah masa depan bangsa Indonesia.
“Selain itu, anak yang menderita stunting akan memiliki riwayat kesehatan buruk karena daya tahan tubuh yang juga buruk. Stunting juga bisa menurun ke generasi berikutnya bila tidak ditangani dengan serius,” demikian disampaikan Anita Yasmin (15/1).
Ketua DPRD yang merupakan istri tercinta ketua PAN Batanghari ini mengingatkan stakeholders Kabupaten Batanghari agar terus menurunkan kasus stunting di wilayahnya.
“Meski Kabupaten Batanghari mengalami penurunan, kita harus tetap waspada dan terus menekan angka stunting. Sehingga Kabupten Batanghari benar-benar zero stunting,” ujarnya.
Ketua DPRD meminta penurunan angka stunting di Batanghari melibatkan Corporate Social Responsibility (CSR). Pasalnya, penanganan stunting menjadi perhatian bersama, karena dampaknya sangat berbahaya bagi perkembangan anak, termasuk juga untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Kerja sama pemerintah baik provinsi dan kota/kabupaten dengan swasta melalui CSR-nya untuk menekan angka stunting, sangat diperlukan. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri,” pungkas Ketua DPRD Batanghari.
